Menghadapi Dan Mengatasi Masalah Kehidupan

Ide menulis sebenarnya bisa datang dari mana saja, bahan-bahan pun bisa dipungut darimana saja, jadi tak ada lagi alasan untuk “berhenti” menulis. Namun faktanya, saya sendiri sering berhenti atau tepatnya menghentikan jemari dan mengalihkannya ke atas mouse, klik sana-klik sini, tidak menghasilkan apa-apa.

Coba hidupkan ym, datanglah teman-teman chatting dengan berbagai keluhan, dari mulai hal-hal yang kecil sampai masalah-masalah yang aneh-aneh dan tidak masuk akal (mungkil akal saya yang belum bisa dimasuki…hehehehhehe). Ternyata beginilah cara Alloh “membisikkan” sirr-Nya untuk “lahirnya” sebuah tulisan.
“Cara menghadapi dan mengatasi masalah kehidupan” itulah ide judul spontan yang terlintas dibenak saya. Kenapa judul ini? simpel saja karena problematika kehidupanlah yang sedang terpampang didepan mata saya. Mungkin sudah ribuan teori yang berhasil kita rekam diotak kita, dari mulai cara-cara “ajaib” menghadapi dan mengatasi problem hutang yang membelit, sampai cara-cara ‘ala motivator ulung sekelas Mario Teguh yang membakar semangat. Mungkin juga ratusan untaian do’a-do’a yang kita hafal, mungkin puluhan kitab kumpulan do’a-do’a khusus yang sudah kita persiapkan untuk dibaca ketika menghadapi ujian Alloh. Namun manakala kita benar-benar dihadapakan pada masalah yang sesungguhnya, acap kali mental kita down, turun drastis, semangat nyaris padam, gelora hidup yang kemarin menyala-nyala mendadak redup berganti mendung tebal menyelimuti hampir diseluruh jiwa.
Nampaknya masalah,problem,ujian,cobaan atau apalah kita menamainya takkan pernah surut dari kehidupan manusia, dengan menyadari hal ini, masih patutkah kita berlama-lama termenung meratapi nasib yang menurut kita buruk? Kesadaran menerima ujian,cobaan,problem sebagai sesuatu yang wajar yang akan singgah kepada siapa pun, akan menjadikan masalah atau cobaan tetap berdiri sama persis dengan ukuran sebenarnya. Sebaliknya sikap pesimis, letoy, putus asa membuat ukuran ujian kian membengkak, ini sama saja dengan melihat semut memakai kaca benggala (kaca pembesar), parahnya lagi jika kaca benggala itu kita tempelkan, menyatu dengan kedua mata bathin kita terus-terusan. Masalah kecil jadi besar, apalagi masalah besar akan semakin besar dalam pandangan kita.
Selanjutnya adalah ikhtiyar atau usaha kita dalam rangkan menghadapi atau mengatasi masalah tersebut. Ada yang bilang ” KITA WAJIB IKHTIYAR,TAPI TIDAK WAJIB SUKSES”, Mungkin maksudnya begini , kita hanya diperintah untuk menunaikan usaha, adapun yang membuat sukses tidaknya adalah Alloh semata. Disinilah dapat kita ambil hikmahnya, bahwa ikhtiyar adalah ibadah (ada nilai ibadah) dan ini mewariskan keyakinan, sukses atau tidak usaha kita, kita tetap dapat pahala.
Yang terakhir adalah do’a, do’a sering menjadi pilihan terakhir meskipun sebenarnnya idealnya, do’a sebaiknya dilakukan pada tahap awal, proses dan akhir dari sebuah usaha. Namun ada yang lebih penting yang perlu kita ingat kembali dari do’a, ia merupakan senjata, ibadah, cara media curhat kepada Sang Pencipta. Point yang terakhir ini yang akan kita ingat kembali, Alloh lebih senang jika kita mempunyai masalah dan ingin mengeluh, maka DIA lah tempat pertama yang kita tuju, sebisa mungkin jangan sampai mengeluh kepada kanan-kiri, karena Alloh Maha Pencemburu, kalau sudah curhat sama Alloh ya sudah, kita percaya saja sama Alloh, DIA tidak mungkin mendiamkan saja do’a kita tanpa ijabah, jangan sampai keluhan ke kanan-kiri kita dianggap sebagai langkah awal “menduakan-Nya”.
Alhamdulillah, akhirnya selesai juga artikel ini. Langsung saya publish, editingnya sambil dibaca. Kalau ada kekeliruan mohon koreksinya. Wallahu A’lam Bisshowab.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates